Selasa, 12 September 2017

REVIEW : iPhone X Tampil Menggoda

iPhone X--dibaca iPhone Ten--bisa dikatakan bintang dari perhelatan Apple kali ini. Jadi tidak salah mengucapkan selamat datang pada ponsel canggih ini.

Apple membuat ponsel yang didedikasikan 10 tahun iPhone itu dengan bodi kaca di depan dan belakang. Kendati demikian, iPhone X tetap tahan debu dan air.

Perusahaan yang didirikan Steve Jobs dan Steve Wozniak itu menyebut layar iPhone X dengan Super Retina Display. Ukurannya 5,8 inch dengan resolusi 2.436 x 1.125 pixel dan kedalaman layarnya 458 ppi. Selain itu layarnya mendukung HDR10 dan Dolby Vision.

"Layar OLED pertama yang hebat untuk iPhone. Kecerahan, rentang dan akurasi warna sesuai standar Apple," kata Phil Schiller, SVP of Worldwide Marketing Apple di Steve Jobs Theatre, Rabu (13/9/2017).

Karena mengusung layar penuh, Apple menanggalkan tombol home fisik. Namun mereka memperkenalkan cara baru yang begitu mudah untuk kembali ke layar utama.

"Cukup swipe ke atas dari bawah. Sekali kamu melakukannya, kamu menyadari tidak ada cara yang lebih baik lagi," kata Schiller.

Seperti bocoran, iPhone X dibekali Face ID untuk membuka ponsel. Fitur ini diklaim sangat aman. Bila Touch ID punya tingkat keamanan 1:50.000, Face ID lebih tinggi dengan 1:1.000.000.

 
Tapi fungsi Face ID tidak hanya sebatas membuka iPhone, tapi bisa dipakai untuk Apple Pay atau aplikasi pihak ketiga. Menariknya, fitur ini dapat digunakan untuk menciptakan emoji animasi alias animoji.

Sektor kamera, punya dua kamera dengan desain vertikal. Ukurannya 12 MP dengan bukaan f/1.8 dan f/2.4. Apple menyematkan quad LED true tone dan dua OIS di kedua kamera tersebut. Ini menjanjikan foto tajam dan minim noise.

Tidak ketinggalan fitur Potrait Lighting turut diberikan. Sehingga foto potrait akan makin jelas dan tajam layaknya diambil dari studio.

Dapur pacunya sendiri A11 Bionic dan mendukung Augmented Reality. Baterainya diklaim lebih lama dua jam ketimbang iPhone 7. Untuk pengisian, ponsel ini mendukung wireless charging.

Lantas berapa iPhone X dilepas? Siapkan dana mulai dari USD 999 atau sekitar Rp 13 juta. Mulai bisa dipesan 27 Oktober mendatang dan akan tersedia di pasaran pada 3 November 2017.

Tinggalkan komentar & subscribe blog untuk berlangganan secara gratis!

Sabtu, 09 September 2017

Tahun Depan Bakal Ada Ponsel Tanpa Baterai?


Kehabisan baterai ponsel saat sedang perlu-perlunya sungguh merupakan masalah besar bagi pengguna ponsel saat ini. Namun, masalah ini tampaknya segera teratasi dengan hadirnya ponsel tanpa baterai.
Memang, saat ini belum ada vendor yang menghasilkan inovasi ponsel tanpa baterai, tetapi kemungkinan kurang dari setahun lagi bakal ada ponsel yang hadir tanpa perlu baterai.
Hal inilah yang diharapkan oleh dua peneliti dari Universitas Washington, Shyam Gollakota dan Vamsi Talla. Kedua peneliti muda itu berhasil membuat prototipe ponsel tanpa baterai.

Dalam wawancara dengan VOA Indonesia yang Tekno Liputan6.com kutip, Kamis (17/8/2017), Gollakota mengatakan, kehadiran prototipe ponsel tanpa baterai yang mereka hasilkan adalah sebuah lonjakan besar.
"Kami kini punya perangkat streaming yang bisa membuat pengguna terus berbicara dan menerima data, seperti telepon pada umumnya. Namun, ponsel tak bisa berfungsi tanpa baterai," kata Gollakota.
Ditambahkan oleh Vamsi, biasanya ponsel membutuhkan ratusan miliwatt daya untuk bisa dipakai menelpon. Jadi, sebenarnya tidak mungkin membuat perangkat tanpa baterai.
"Jadi apa yang kami kembangkan pertama-tama adalah menurunkan jumlah tenaga yang dipakai sebuah ponsel secara signifikan," kata Vamsi.
Caranya, tutur Vamsi, adalah mengganti baterai dengan tenaga elektromagnetik yang ada di sekitar kita, baik dalam bentuk frekuensi radio maupun gelombang RF.

Jangan lupa berkomentar dan berlangganan melalui tombol subscribe!

Baterai Smartphone Berbasis Air Sedang di Kembangkan

Smartphone meledak karena baterai bermasalah menjadi hal yang menakutkan bagi pengguna.
Penggunaan baterai lithium-ion pun mulai diperhatikan. Saat ini jenis baterai tersebut masih menjadi standar yang dipakai untuk smartphone, tetapi tetap tak menjamin perangkat akan aman dari ledakan.
Oleh karenanya, baru-baru ini sekelompok ilmuwan mencoba mengembangkan elektrolit baterai berbasis air. Solusi ini diyakini akan mampu menghasilkan baterai smartphone yang lebih aman dibandingkan lithium-ion.

Mengutip laman Ubergizmo, Sabtu (9/9/2017), para ilmuwan merealisasikannya menggunakan garam berkonsentrasi tinggi yang akan membantu menghasilkan lapisan pelindung elektroda. Dengan begitu, pelindung elektroda tersebut akan membantu elektroda menahan lebih banyak energi.
Sayangnya, saat ini baterai aman yang dimaksud masih dalam tahap perkembangan awal, sebab masalah utama baterai ini adalah elektrolitnya yang tidak bertahan lama. Disebutkan, jumlah pengisian baterai (proses charging) yang dapat dilakukan terhadap baterai ini hanya sekitar 70 siklus.
Artinya, jika sebuah perangkat menggunakan baterai dengan elektrolit berbasis air--yang lebih aman dibandingkan lithium-ion--hanya akan bisa bertahan selama kurang lebih 2 bulan. Sementara, baterai lithium-ion bisa bertahan untuk ratusan siklus pengisian daya.
Bisa dibilang, banyak perangkat masih akan tetap memilih baterai lithium-ion ketimbang baterai dengan elektrolit berbasis air karena terkait masa pakainya.

Salurkan pendapat melalui kolom komentar dan subscribe untuk berlangganan gratis !

Kamis, 07 September 2017

REVIEW : Vivo V7+ Resmi, Pakai Layar FullView Tanpa Bingkai

Vivo baru meresmikan ponsel anyarnya, yaitu V7+, yang dilengkapi layar FullView yang nyaris tanpa bingkai.

Seperti kebanyakan ponsel lain yang tanpa bingkai, layar V7+ juga menggunakan rasio aspek 18:9. Layar 5,99 inch yang diusung punya resolusi 1.440 x 720 pixel, dengan tipe panel IPS, demikian dikutip DECADEinfo dari GSM Arena, Jumat (8/9/2017).

Namun V7+ memang bukanlah ponsel flagship, karena spesifikasi yang digunakannya terbilang rendah. Yaitu Snapdragon 450, yang merupakan prosesor octa core 1,8 GHz, dengan RAM 4 GB.

Vivo V7+ Resmi, Pakai Layar FullView Tanpa Bingkai

Storage yang digunakan adalah 64 GB yang bisa ditambah dengan microSD. Soal baterai, kapasitas yang dipakai adalah 3.225 mAh. Seperti kebanyakan ponsel Vivo lain, daya tarik utamanya tentulah kamera.

Kamera utamanya 16 megapixel dengan mode ultra HD, yaitu merekam 4 foto sekaligus dan menggabungkannya menjadi foto dengan resolusi 64 megapixel.

Kamera selfienya punya resolusi 24 megapixel, yang dilengkapi dengan selfie flash bernama Moonlight Glow. Ada juga fitur Face Beauty 7.0 dan Portrait Mode untuk mensimulasikan efek bokeh.

Vivo V7+ adalah ponsel yang ekslusif dijual di Amazon India dan mulai dijual pada 15 September mendatang. Harga ponsel yang tersedia dalam pilihan warna Matte Black ini adalah INR 22 ribu atau sekitar Rp 4,5 juta kalau dirupiahkan.


Isi pendapat dan saran dikolom komentar dan subscribe untuk berlangganan secara gratis!

Rabu, 06 September 2017

Mengenal Aplikasi Berbasis Web


Aplikasi Berbasis Web adalah sebuah aplikasi yang dapat diakses melalui internet atau intranet, dan pada sekarang ini ternyata lebih banyak dan lebih luas dalam pemakaiannya. Banyak dari perusahaan-perusahaan berkembang yang menggunakan Aplikasi Berbasis Web dalam merencanakan sumber daya mereka dan untuk mengelola perusahaan mereka.

Aplikasi Berbasis Web dapat digunakan untuk berbagai macam tujuan yang berbeda. Sebagai contoh, Aplikasi Berbasis Web dapat digunakan untuk membuat invoice dan memberikan cara yang mudah dalam penyimpanan data di database. Aplikasi ini juga dapat dipergunakan untuk mengatur persediaan; karena fitur tersebut sangat berguna khususnya bagi mereka yang berbisnis ritel. Bukan hanya itu, Aplikasi Berbasis Web juga dapat bekerja memonitoring sistem dalam hal tampilan. Bahkan jumlah dari Aplikasi Berbasis Web sudah tak terhitung lagi, yakni dapat di desain dan disesuaikan untuk berbagai jenis industri, langitlah yang menjadi batasannya.
Selain fungsi-fungsi tersebut, salah satu keunggulan kompetitif dari Aplikasi Berbasis Web adalah bahwa aplikasi tersebut ‘ringan’ dan dapat diakses dengan cepat melalui browser dan koneksi internet atau intranet ke server. Ini berarti bahwa pengguna dapat mengakses data atau informasi perusahaan mereka melalui laptop, smartphone, atau bahkan komputer PC di rumah mereka dengan mudah, tidak seperti aplikasi-aplikasi desktop di mana pengguna harus menginstal perangkat lunak atau aplikasi yang diperlukan hanya untuk mengakses data / informasi.

Dengan memberikan satu solusi terbaik bagi kebutuhan klien kami, Web Architect telah mengembangkan Aplikasi Berbasis Web untuk membantu dalam membuat perubahan dengan cepat bisnis dari klien-klien kami. Silahkan hubungi Web Architect – Professional Web Design Company Jakarta, Indonesia jika Anda tertarik untuk memiliki Aplikasi Berbasis Web bagi perusahaan Anda.

Kunjungi terus decadeinfo untuk berita atau info menarik yang menambah wawasan kalian.
Tinggalkan komentar kalian dan subscribe untuk berlangganan secara gratis lho! Yaps

Kalahkan Apple! Huawei Vendor Ponsel Cerdas Terbesar Kedua

Huawei akhirnya menikung Apple sebagai produsen ponsel cerdas nomor dua terbesar di dunia. Hal ini mengakhiri dominasi Apple yang selalu menguntit Samsung di posisi puncak selama beberapa tahun belakangan.

Laporan terbaru dari lembaga riset Counterpoint menunjukkan jumlah pengiriman ponsel Huawei sudah melampaui iPhone. Vendor asal China tersebut berhasil menikung iPhone di laporan kuartal II 2017.

Counterpoint mengatakan faktor kunci yang membawa Huawei menyalip Apple adalah konsistensi di bidang riset dan pengembangan.

"Meski Huawei naik menjadi merek kedua terbesar di dunia, mengejutkan saat melihat tidak ada satu pun model (ponselnya) yang masuk sepuluh besar," jelas analis senior Counterpoint Pavel Naiya seperti dikutip Counter Point Research.
"Pencapaian berskala global yang diperoleh Huawei ini tak lepas dari investasi yang konsisten di R&D dan manufaktur, ditambah pemasaran yang agresif dan kanal penjualan yang makin besar," ujar Direktur Riset Counterpoint Peter Richardson, Selasa (5/9).

Kendati demikian, Huawei masih punya satu kendala penting. Di beberapa kawasan seperti Amerika Utara dan Asia Selatan, kehadiran Huawei masih terbatas.

Posisi Huawei sebagai produsen nomor dua terbesar ini juga diperkirakan tak bertahan lama. Pasalnya Apple segera meluncurkan iPhone baru dalam waktu dekat. Tak pelak, peta persaingan akan kembali berubah setelah peluncuran iPhone baru tersebut.

Ancaman itu juga diperkuat oleh data ponsel cerdas terlaris saat ini masih dipegang oleh iPhone 7 dan iPhone 7 Plus. Laporan Juli 2017 menyebutkan kedua ponsel itu masing-masing mengambil 4 persen dan 2,9 persen dari pangsa pasar ponsel cerdas global.

Terlebih dari daftar 10 ponsel terlaris di laporan tadi, tak ada ponsel Huawei sama sekali yang masuk. Samsung mendominasi dengan empat ponselnya, sementara Oppo menyelipkan dua, kemudian ada satu ponsel Xiaomi yang juga menembus daftar ponsel terlaris.


Ini menandakan kesuksesan Huawei menempati posisi dua lantaran banyaknya jenis produk yang mereka luncurkan tanpa didukung produk tertentu yang unggul di pasaran.

"Kendati punya portofolio yang beragam, hanya sedikit pengaruhnya ke pengakuan merek Huawei secara keseluruhan, sesuatu yang sangat dibutuhkan oleh Huawei agar terus berkembang," ucap Naiya.
(eks)

Yuk! Dukung terus blog ini melalu komentar dan berlangganan secara gratis.

Mengenal Sir John Cornforth yang Jadi Google Doodle Hari Ini


Mesin pencari Google hari ini, Kamis (7/9/2017), dihiasi doodle yang memperlihatkan seorang pria berkacamata. Di sekelilingnya, terdapat berbagai simbol yang melambangkan dirinya, yakni peralatan laboratorium kimia dasar, seperti gelas ukur hingga cawan penguap. 

Ilustrasi pria berkacamata itu adalah Sir John Cornforth. Doodle hari ini dipersembahkan khusus untuk memperingati ulang tahun ke-100 dari Sir John Cornforth.

Ia seorang ilmuwan yang memenangkan Nobel Kimia untuk karyanya untuk penelitian stereokimia reaksi yang dikatalisis enzim, sebagaimana decadeinfo kutip dari Wikipedia.
Sir John Warcup Cornforth lahir pada 7 September 1917 di Sydney, Australia. Pada masa kecilnya, Sir John Cornforth mulai kehilangan pendengaran. Di umurnya yang ke-20, ia mulai tuli secara keseluruhan.

Kala itu, Sir John Cornforth sudah duduk di perguruan tinggi University of Sydney. Meski sudah tidak bisa mendengar ajaran dosen kala itu, ia mampu melahap sendiri seluruh isi buku teks kimia.
Di University of Sydney, Sir John Cornforth bertemu dengan sesama ahli kimia Rita Harradence. Keduanya kemudian menjalin hubungan romantis.

Di tahun 1939, Sir John Cornforth dan Rita Harradence memenangkan beasiswa ke Oxford. Dua tahun kemudian, keduanya memutuskan untuk menikah. Pasangan suami isteri itu kemudian menulis lebih dari 40 jurnal ilmiah.
Di Oxford, Sir John Cornforth bergabung dengan sebuah tim yang mengembangkan antibiotik penisilin. Setelah itu, ia kembali ke penelitian awalnya, yakni stereokimia dari berbagai reaksi kimia.

Dalam penelitian itu, Sir John Cornforth dibantu oleh Vladimir Prelog. Keduanya mempelajari enzim yang mengaktifkan perubahan senyawa organik.
Hasil dari penelitian tersebut membuka gerbang bagi banyak penemuan lain. Salah satu yang paling penting, penemuan pengembangan obat penurun kolesterol.

Di tahun 1975, atas penelitiannya itu, Sir John Cornforth dianugerahkan Nobel di bidang Kimia. Dalam keterangan pers seputar gelar tersebut, dituliskan bahwa subjek yang diteliti oleh Sir John Cornforth sulit untuk dijelaskan kepada orang awam. Namun, karyanya ini dikatakan memberikan manfaat bagi jutaan orang di seluruh dunia.

Sir John Cornforth tutup usia pada 2013 pada umur 96 tahun, setahun setelah istrinya lebih dulu wafat pada umur 97 tahun.

Komentar dan Subscribe ya!