Rabu, 06 September 2017

WOW! Teknologi Ini Mampu Deteksi Wajah Meski Menggunakan Topeng


Peneliti tengah mengerjakan teknologi facial recognition atau pengenal wajah bertenaga kecerdasan buatan (AI). Teknologi tersebut dapat membantu mengidentifikasi penjahat, pembangkang politik, provokator, atau siapa pun yang menyembunyikan identitas mereka dengan menutupi wajah dengan menggunakan topeng, topi, syal atau kacamata hitam.
Teknologi yang dijuluki Disguised Face Identification (DFI) ini menggunakan deep-learning neural network yang terlatih dalam kumpulan data orang yang menggunakan alat peraga yang berbeda untuk menutupi wajah mereka dengan latar belakang yang berbeda.
DFI memetakan 14 titik wajah (10 untuk mata, satu untuk hidung, dan tiga untuk bibir) di wajah seseorang dan menggunakan jarak serta sudut di antara titik-titik tersebut untuk mendekati struktur wajah yang tersembunyi. Pada akhirnya, sistem membandingkan perkiraan struktur wajah dengan gambar yang dipelajari untuk mengungkap identitas sebenarnya dari orang yang terkait.
Menurut laporan Quartz, saat diuji coba, algoritma deep-learning menghasilkan akurasi identifikasi 56% saat wajah ditutupi dengan topi atau syal. Dengan penambahan kacamata, jumlah akurasinya turun lebih jauh menjadi 43%.
Wajar saja karena sistem pengenalan wajah berbasis AI tersebut masih dalam tahap yang baru dikembangkan dan akan memerlukan sejumlah perbaikan sebelum diterapkan.
Para periset yang mengerjakan proyek tersebut yakni anggota dari University of Cambridge, National Institute of Technology, dan Indian Institute of Science, memahami kebutuhan itu dan telah merilis kumpulan wajah tersamar dan tidak tersembunyi, meminta orang lain untuk menguji dan mengembangkan teknologinya.
Namun, penelitian ini memberikan wawasan yang baik terkait kemungkinan penerapan teknologi yang dapat membantu mengidentifikasi orang hanya dengan memindai wajah bertopeng mereka. Penegakan hukum bisa menjadi penerima manfaat utama, namun pada saat bersamaan hal itu bisa menimbulkan bahaya karena melanggar privasi sejumlah orang yang mengenakan topi dan syal.
“Ini sangat menarik untuk penegakan hukum dan organisasi lain yang ingin menangkap penjahat. Potensi pengaplikasiannya ada di luar imajinasi kita,” kata Amarjot Singh, seorang peneliti di University of Cambridge yang mengerjakan DFI kepada Inverse.
Kelompok peneliti ini sekarang tengah bersiap untuk mempresentasikan penelitian di Konferensi Internasional IEEE tentang Lokakarya Visi Komputer di Venice, Italia. Demikian seperti dilansir IB Times, Kamis (7/9/2017).
Tinggalkan kritik & saran di kolom komentar dan subscribe untuk berlangganan secara gratis !
Unknown Web Developer

Tidak ada komentar:

Posting Komentar